Yuk,, Belajar Mencintai Gigi
Manusia baru akan sadar betapa berharganya sesuatu ketika Ia telah merasakan sakitnya kehilangan...
Ungkapan ini sangat cocok jika dihubungkan dengan relasi antara manusia dan giginya.Oke coba jawab pertanyaan ini dalam hati saja, lalu renungkan..
Berapa usia Anda sekarang?
Kapan terakhir ke dokter gigi?
Berapa kali sikat gigi sehari?
Sudah pernah sakit gigi?
Coba bayangkan apa yang terjadi jika Anda kehilangan gigi Anda?
Well, kebiasaan merawat gigi memang harus ditanam dan dipupuk sejak dini. Misalnya, ketika kita masih kecil akan lebih baik jika kita sudah diajarkan kepedulian terhadap kesehatan gigi. Misalnya, orangtua mewajibkan kita untuk menyikat gigi minimal 2x sehari, lalu membawa kita 6 bulan sekali ke dokter gigi, lalu mengajarkan teknik menyikat gigi yang baik, dan memperhatikan pertumbuhan gigi kita sejak awal.
Cara pandang yang salah terhadap dokter gigi sejak masa kanak-kanak memang membuat banyak orang takut ke dokter gigi. Banyak yang berfikir bahwa kalau ke dokter gigi pasti gigi nya dibor, dicabut, gigi akan jadi sakit, gusinya disuntik, dll. Intinya, dokter gigi adalah monster yang siap menyiksa kita dengan berbagai alat-alatnya demi mencabut gigi kita. Yah, minimal itulah yang diajarkan ayah saya ketika saya masih kecil. Ternyata, setelah saya berusia 20 tahun saya baru tahu kenyataan bahwa ayah saya belum pernah ke dokter gigi dan baru ke dokter gigi pertama kali seumur hidupnya adalah pada usia 50tahun, ketika gigi seri nya harus dicabut karena giginya goyang. Disitulah kadang saya merasa ditipu.
Oke, bagi yang kurang care terhadap giginya, ayo coba kita ingat jasa gigi di sepanjang hidup kita. Ingatkah ketika gigi susu mulai tanggal satu persatu, dan digantikan dengan gigi tetap? Perjuangan ketika mencabut gigi semasa masih kanak-kanak, lalu pertumbuhan gigi yang terkesan sangat besar, karena memang dirancang sampai kita dewasa? Berapa jenis makanan yang sudah berhasil Anda nikmati atas bantuan gigi? Coba bayangkan bagaimana caranya menikmati kerupuk, kepiting, nasi goreng, ayam kremes, kikil, babat, dll tanpa bantuan gigi? Seperti apa bentuk senyuman Anda ketika selfie jika Anda tidak mempunyai gigi?
Sebenarnya, sejak awal tahun 2015 ini saya bolak-balik dokter gigi setiap minggu. Wow, separah apa? Oke, jadi sebenarnya saya sudah merasakan gigi saya agak nyut-nyutan, dan sadar bahwa gigi saya berlubang. Tapi saya berfikir bahwa mungkin ini karena saya kurang bersih ketika menyikat gigi, jadi saya hanya menambah frekuensi menyikat gigi saya saja. Tapi karena sakit tidak kunjung reda, akhirnya saya memberanikan diri untuk datang ke dokter gigi.
Sebenarnya, sejak awal tahun 2015 ini saya bolak-balik dokter gigi setiap minggu. Wow, separah apa? Oke, jadi sebenarnya saya sudah merasakan gigi saya agak nyut-nyutan, dan sadar bahwa gigi saya berlubang. Tapi saya berfikir bahwa mungkin ini karena saya kurang bersih ketika menyikat gigi, jadi saya hanya menambah frekuensi menyikat gigi saya saja. Tapi karena sakit tidak kunjung reda, akhirnya saya memberanikan diri untuk datang ke dokter gigi.
Sesampainya di dokter gigi ternyata gigi geraham saya sebelah dinyatakan sudah berlubang parah, sehingga mengenai saraf gigi, gigi geraham kiri masih berlubang ringan. Jadi gigi geraham kiri bisa langsung ditambal di kunjungan kedua, dan gigi geraham kanan harus mendapatkan perawatan yang intensif. Ternyata seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya ilmu pengetahuan, mencabut gigi dijadikan opsi terakhir apabila gigi benar-benar sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Tadinya saya pikir gigi geraham kanan belakang saya bakal dicabut, ternyata dilakukan perawatan intensif. Jadi ternyata kata bu dokter nya, geraham kanan saya bolongnya sudah sampai ke pulpa nya. Jadi lapisan gigi paling atas namanya email, yaitu lapisan pelindung gigi, lalu dibawahnya ada dentin yang jika terbuka akan menyebabkan gigi terasa ngilu, lalu dibawah dentin ada pulpa yang isinya saraf gigi. Jadi saraf gigi nya sudah kena, mengakibatkan sakit. Solusi nya kata bu dokter si akar gigi akan menjalani perawatan intensif. Saraf gigi akan dimatikan, lalu saraf gigi yang rusak di ambil, lalu akar gigi dibersihkan, lalu saluran akar nya diisi, lalu ditambal permanen. Wah, saya sih pasrah-pasrah aja yang penting sakit gigi nya hilang.
Jujur, sekarang saya merasa cinta terhadap gigi saya, seandainya sejak dulu saya merawat, memperhatikan dan menjagamu mungkin kau tak akan tersakiti dan membuat daku nyaris kehilanganmu seperti ini, gigiku... Lebayy..
Secara garis besar, tahapan perawatan gigi saya mestinya seperti ini. Jadi, kunjungan pertama gigi saya di bor untuk membersihkan dan membuang bagian gigi yang keropos, lalu diberi obat untuk mematikan saraf giginya, ditambal sementara lalu disuruh pulang. Tahapan yang ini agak sakit sih, soalnya obatnya bakal mematikan saraf gigi.
Kunjungan kedua, tambalan sementara nya di bongkar, lalu giginya dibersihkan. Tahapan ini mencabut saraf gigi yang menyebabkan sakit gigi. Tapi sekarang kondisinya sarafnya sudah mati, jadi giginya tidak sakit lagi. Lalu, saya meminta anastesi untuk mengangkat saraf giginya, karena saya takut bakal sakit, meski kata dokternya tidak akan sakit. Jadi akhirnya saya di anastesi lokal untuk mengangkat saraf gigi. Dokternya memperlihatkan saraf gigi yang sudah dicabut. Lalu, ditambal sementara dan disuruh pulang.
Kunjungan ketiga, akar giginya dibersihkan, lalu dibuka saluran akarnya, lalu ditambal sementara, disuruh pulang.
Kunjungan keempat, saluran akarnya diisi, lalu ditambal sementara, disuruh pulang.
Kunjungan kelima, gigi siap untuk ditambal permanen. The end.
Biaya perawatan gigi juga menjadi masalah tentunya. Dengan jumlah kunjungan yang agak banyak tentunya biaya yang harus dibayarkan tentunya juga lebih banyak. Jadi sebaiknya ketika gigi Anda sudah berlubang, langsung ditambal saja dan jangan tunggu sampai gigi menjadi sakit. Berikut ini hal yang harus Anda lakukan untuk menjaga keberadaan gigi Anda.
- Sikat gigi minimal 2 kali sehari setelah makan pagi dan sebelum tidur dengan pasta gigi yang mengandung fluoride
- Gunakan obat kumur untuk menghilangkan plak dan mencegah timbulnya karang gigi
- Sikat gigi dengan cara yang benar
- Pilih sikat gigi dengan bulu yang lembut agar tidak melukai gusi
- Kurangi konsumsi makanan yang mengandung gula
- Lakukan pemeriksaan ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali secara rutin
Saya tidak pernah berencana untuk pergi ke dokter gigi, tetapi saya terpaksa pergi ke dokter gigi untuk merawat gigi saya yang rusak. Jadi sebaiknya Anda merencanakan kunjungan ke dokter gigi sebelum Anda harus mendatangi dokter gigi dengan keterpaksaan. Selamat mencintai gigi :D
0 comments